Wednesday, June 27, 2012

Rizaldy dan Gilaaa!!!

Pernahkah kalian menghadapi situasi yang menurut kalian gila setidaknya sekali dalam hidup? Of course!! Semua orang pasti pernah mengalaminya.

Tapi bagaimana kalau kalian berada di sebuah kondisi dimana kalian harus mengerjakan ujian LISAN dalam bahasa JERMAN dengan tema yang kalian TIDAK ada minat sama sekali untuk mempelajari itu tapi kalian HARUS lulus SEKARANG JUGA supaya bisa LULUS KULIAH tepat waktu karena kalian sudah eneg di jurusan itu?
Masih biasa? Oke, kasusnya ditambah lagi deh biar seruuuuu!! Pertanyaan yang keluar di ujian SEBAGIAN BESAR GAK tertera di materi perkuliahan.

Well, mungkin pemilihan bahasa yang gue pilih agak lebay. Tapi memang itulah yang benar-benar gue alami barusan. Sedikit flashback, di postingan yang lalu (udah lama banget sih) gue sempat berbagi kisah tentang perkuliahan gue di Jerman. Singkat ceritanya, gue HARUS menyelesaikan kuliah di jurusan yang gue GAK menaruh minat untuk memahami pelajarannya lebih dalam. Yah, setidaknya ada sedikit hiburan lah. Masih ada mata kuliah ekonominya, which I do really like it very much!!

Mau berbagi kisah nih, hari ini gue baru aja menjalani ujian lisan tentang SAP (Systems Applications and Products). Mungkin buat anak IT paham apa itu. Gampangnya, itu adalah software untuk membantu perusahaan mengoptimalkan fungsi-fungsi perusahaan dengan cara mengoptimalkan pemakaian sumber daya yang dimiliki.


Di mata kuliah itu ada BUANYAK BUANGEEET istilah-istilah baru yang harus dipahami dan dihafal. Biar mudeng, iki opo seeeh. Berkaca dari ujian-ujian lisan yang lalu, bentuk soalnya itu gak jauh-jauh dari definisi, penjelasan dan studi kasus. Harusnya dengan modal hafal doang, setidaknya bisa lulus lah.

So, let's get straight to the main topic!

Setelah menunggu giliran untuk diuji (sekitar 6 jam), masuklah gue bersama dengan kedua teman gue. Dag dig dug... dag dig dug... Deg-degan cuuuyyy!!

Kita pun duduk. Setelah mengisi formulir ujian tanpa basa-basi sang dosen memulai pertanyaan pertamanya. "Sebutkan struktur dari SAP!" (Tentu aja pertanyaannya dalam bahasa Jerman, biar gampang bacanya langsung gue terjemahin aja ke bahasa Indonesia ya hehehe...)

Yes, dalam hati gue. Gampang nih! Pertanyaan itu pun terjawab dengan baik. Disaat gue mulai merasa percaya diri dengan hanya bermodalkan menghafal materi kuliah, mulailah pertanyaan-pertanyaan GILA memberondong keluar dari mulutnya. 

"Jelaskan maksud dari Skalierbarkeit! Apa itu CATT dan CATS? Apa itu I-Docs?" plus bermacam-macam pertanyaan lain yang jawabannya GAK TERTERA di materi perkuliahan selama ini.

MATI GUE!!!

Well, mungkin untuk anak-anak IT bisa ngejelasin itu dengan mudah. Masalahnya, gue gak suka IT (meskipun kuliah gue ada IT nya huhuhu...). Otomatis, gue gak punya minat dong buat mencari tahu SELAIN di luar materi yang dikasih sang dosen tercinta...

Wuaduh, dalam hati gue istighfar aja. Udah deh, nekat aja deh ngomong apa aja yang penting gak keliatan bego. Salah bener bodo amat. 

Selang 35 menit, ujian selesai. Kita semua disuruh keluar sebentar dan menunggu perolehan nilai. Dengan muka pucat pasi gue melangkah gontai dan berdoa dalam hati, "ya Allah, bantulah Baim cilik ya Allah (eh, salah. Gue kan bukan Baim cilik). Yang penting lulus aja deh." 

Dag dig dug... Dag dig dug...

Tak lama kami pun dipanggil lagi. Saat pembacaan nilai, itu dosen nanya "mau dikasih nilai berapa?"

Wueleeeeh...!!! Maksudnya apa nih? Wuah, jangan-jangan... Jangan-jangan nih...

"Saya merasa saya tidak memberikan jawaban yang bagus, yang penting lulus itu sudah cukup untuk saya." Jawab gue lemes.

"Biar bagaimanapun juga, nilai sudah tertulis disitu dan tidak bisa diganggu gugat lagi." Kata sang dosen santai.

Eeeettt daaaahhhh...!!! Kalau gitu ngapain ente nanya??!!

"Oke, nilai kamu ***"

ALHAMDULILLAH!!! Gue lulus cooyyy!!! Jujur gue gak nyangka bisa lulus dengan nilai yang pas lah (yang penting lulus).

ASEEEKKK!!! Satu mata kuliah terlewati!!!

Syukur alhamdulillah gue ucapin dalam hati gak henti-henti sampai gue keluar ruangan ujian. Gue ngerasa pertolongan Allah itu benar-benar nyata. Lagi-lagi gue rasakan. Beneran lho! Semenjak gue kuliah di Jerman, gue semakin yakin dengan kebesaran Tuhan. Jujur gue akui, tanpa bantuan-Nya gue gak bakal bisa survive di Jerman sampai titik sejauh ini.

Alhamdulillah!!!

0 comments:

Post a Comment