Wednesday, March 5, 2014

Rizaldy dan Pak Tua Pahlawan Jalan Raya

Di suatu pagi (5 Maret 2014) ketika gue sedang berkendara dari daerah Kayu Manis menuju Matraman, melintasi rel kereta daerah Stasiun Pondok Jati adalah hal yang tak bisa terelakkan. Seperti biasa, jalanan di pagi Jakarta selalu sibuk, hektik dan semrawut.

Posisi motor gue sekitar 100 meter menjelang rel ketika sirine penanda kereta api berbunyi. Seperti biasa, semua pengendara (khususnya di dekat rel) malah menambah kecepatannya, seakan tak ingin rugi sedetik pun di jalan. Tak lama palang rel kereta menutup penuh, memaksa semua kendaraan berhenti sejenak.

Dan lagi-lagi kejadian yang sangat lazim terjadi di Jakarta kembali gue saksikan live. Para pengendara motor yang "kurang sabaran" (sengaja memilih kata tersebut biar masih sopan) memaksa masuk ke jalur yang seharusnya dipakai kendaraan dari arah berlawanan. Kalau sampai kejadian, bisa dipastikan dalam sekejap kedua ruas jalan akan penuh sesak oleh pengguna motor yang "kurang sabaran". 

Coba yuk dibayangkan bersama, apa jadinya kalau palang pintu kereta terangkat? Otomatis yang bakalan terjadi adalah macet total karena kedua ruas jalan yang HARUSNYA untuk dua arah yang berlawanan MALAH "dialihfungsikan" menjadi satu arah (oleh para pengendara motor yang "kurang sabaran"). Semua kendaraan dari kedua arah PASTI memaksa maju. Bakal bentrokan semua. 

Untungnya ada seorang Bapak tua yang membaca situasi ini. Dia serta-merta meloncat dan berdiri tegap di depan palang pintu di jalur jalan yang berlawanan. Dia mengangat dan mengayunkan tangan menyuruh para pengendara motor untuk kembali ke jalan yang benar. Tapi dasar ada saja pengendara "kurang sabaran" yang mencoba mengacaukan arus lalu lintas setempat. Ini orang nekat menerobos peringatan Bapak Tua, membuat Bapak Tua ini spontan naik pitam.

"Kamu gak lihat tangan saya?!" Bentak Si Bapak Tua. "Lihat dong, kamu pake jalur orang lain ini! Kalo kamu nekat lewat sini, macet jadinya ini jalan!"

Wuidih...! Hebat banget ini Bapak Tua menghardik para pembuat kemacetan. Gue salut luar biasa melihat keberanian Bapak Tua yang belum tentu kita yang fisiknya lebih muda dan kuat berani melakukannya. Spontan orang-orang yang nekat diketawain pengendara yang benar. Biarlah. Biar malu sekalian.

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya gue juga sueeeeebbbeeeelll banget sama yang namanya pengendara motor "kurang sabaran". Banyak dari mereka yang nekat pakai jalur orang, menerobos lampu merah, ngebut di trotoar, maksa selap-selip antara mobil sampai lecet kendaraan orang, dan tindakan negatif lainnya yang semua orang juga pasti tahu.

Maaf, gue sama sekali gak bermaksud menghujat para pengendara motor. I am a rider myself. Sampai saat ini pun gue lebih suka mengendarai motor daripada mobil. Tapi ya jangan serampangan juga kelleess kalo bawa motor. Giliran macet, kecelakaan, luka, tabrakan, siapa yang salah? Malah pengendara "kurang sabaran" ini nih yang lebih nyolot.

The point is, gue salut sama keberanian Bapak Tua ini sekaligus mau kasih saran supaya kita sama-sama menjaga ketertiban lalu lintas. Kalau jalanan lancar kan semua senang semua menang. Dan ingat! Nyawa cuma satu. Kalau hilang, gak bisa balik lagi.

N.B. Maaf no picture. Gak sempat berfoto-foto ria dari atas motor di tengah jalanan semrawut.

0 comments:

Post a Comment