Greeting all!!
Pernah ngerasain pindah rumah? Rumah baru, lokasi baru, lingkungan baru, teman-teman baru, suasana baru? So, what do you think about that? Happy? Sad? Or maybe "biasa aja tuh, nothin' special." Biasanya sih kalo kita dapet sesuatu yang baru itu senengnya minta ampun. Hape baru, ps baru, iPad baru, mobil baru, baju baru, atau mungkin pacar baru.
Tapi ternyata gak semua yang baru itu langsung memberikan perasaan bahagia lho. Buktinya yang gue rasain saat harus ikut orang tua pindah ke propinsi baru, harus ninggalin teman-teman yang udah deket banget.
Waktu berumur 6 tahun, gue dengan terpaksa ikut orang tua pindah ke Sumatera Barat karena papa dipindah tugaskan ke PLN cabang sana. Semuanya serba dadakan. Tau-tau papa ditugaskan ke luar pulau, tau-tau kita sekeluarga harus pindah, tau-tau harus ninggalin teman-teman, tau-tau sedih.
Kira-kira kelas satu SD cawu/caturwulan ke dua gue harus pindah ke SD baru di pulau yang baru. Keluarga kami mengadakan perpisahan kecil-kecilan sama masyarakat di rt tempat tinggal kami di daerah Simorejo. Kami meninggalkan Simorejo sekitar siang menjelang sore hari. Perasan waktu itu campur aduk antara sedih dan malu. Gimana gak malu, keluarga gue naik becak keluar gang sambil diantar ama penduduk satu rt. Berasa diarak orang-orang satu kampung nih hehehe...
Kira-kira kelas satu SD cawu/caturwulan ke dua gue harus pindah ke SD baru di pulau yang baru. Keluarga kami mengadakan perpisahan kecil-kecilan sama masyarakat di rt tempat tinggal kami di daerah Simorejo. Kami meninggalkan Simorejo sekitar siang menjelang sore hari. Perasan waktu itu campur aduk antara sedih dan malu. Gimana gak malu, keluarga gue naik becak keluar gang sambil diantar ama penduduk satu rt. Berasa diarak orang-orang satu kampung nih hehehe...
Sebelum menuju ke Sumatera Barat, kami sekeluarga mampir dulu ke rumah nenek di daerah Kayu Manis, Jakarta Timur. Itung-itung silaturahmi sebelum berangkat ke pulau seberang. Kira-kira setelah dua hari menginap, mama dan Tita berangkat lebih dulu ke rumah yang baru, naik bus antar propinsi ditemenin om. Baru sehari setelah itu gue, papa, om dan teman om pergi meyusul naik mobil sedan pribadi. Wah, kayaknya bakalan seru nih naik mobil rute Jakarta-Padang, maklum pengalaman pertama. Perjalanan begitu lancar saat kami menuju ke Pelabuhan Merak.
Dari sana kami menyeberangi Selat Sunda menaiki kapal Ferry. Saat itulah pertama kalinya juga gue ngerasain naik kapal laut. Sempet kagum juga, "Wah, kapalnya gede banget, gimana caranya ya kapal segede gini ngapung di atas air?" Namun sayang seribu sayang, kekaguman itu hanya sesaat, gue mabuk laut wueeekkk...
Lama-lama diombang-ambing diatas kapal sambil diayun-ayun ombak bener-bener bisa mengocok perut. Padahal sebelumnya udah minum obat anti mabuk, tapi kalo mabuk ya mabuk aja. Perjalanan di atas kapal gak bisa dinikmati walaupun udah naik ke atas dek kapal nyari udara segar. Rasa mabuk itu gak bisa 'dikeluarkan' dan terus mendekan di dalam diri, gak enak pastinya. Ditambah lagi suasana sekitar kapal yang kurang dijaga kebersihan dan ketertibannya, semakin memperburuk keadaan. Tolong dong bapak-bapak ibu-ibu dinas perhubungan yang saya hormati, mohon diperbaiki dan diperhatikan alat transportasi kita.
Serta segenap masyarakat yang menaiki kendaraan umum, mohon dijaga ketertiban dan kebersihannya ya. Kalo semuanya tertib dan bersih, toh yang merasakan kita-kita juga. Mau kan naik kendaraan umum yang layak dan bersih? Pasti tambah betah deh
Lama-lama diombang-ambing diatas kapal sambil diayun-ayun ombak bener-bener bisa mengocok perut. Padahal sebelumnya udah minum obat anti mabuk, tapi kalo mabuk ya mabuk aja. Perjalanan di atas kapal gak bisa dinikmati walaupun udah naik ke atas dek kapal nyari udara segar. Rasa mabuk itu gak bisa 'dikeluarkan' dan terus mendekan di dalam diri, gak enak pastinya. Ditambah lagi suasana sekitar kapal yang kurang dijaga kebersihan dan ketertibannya, semakin memperburuk keadaan. Tolong dong bapak-bapak ibu-ibu dinas perhubungan yang saya hormati, mohon diperbaiki dan diperhatikan alat transportasi kita.
Serta segenap masyarakat yang menaiki kendaraan umum, mohon dijaga ketertiban dan kebersihannya ya. Kalo semuanya tertib dan bersih, toh yang merasakan kita-kita juga. Mau kan naik kendaraan umum yang layak dan bersih? Pasti tambah betah deh
Setelah sekian lama berlayar, kapal pun akhirnya berlabuh di pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Alhamdulillah akhirnya penderitaan hamba berakhir ya Allah. Seneng rasanya bisa turun dari kapal, pelan-pelan mualnya ilang. Badan segar kembali.
Wualah...dugaan gue salah, om bilang "Oke siap-siap ya menempuh perjalanan berliku-liku dan naik turun."
Whaaaaat...!!?
Bener juga, kondisi jalan disana sangat berbeda dengan kodisi jalan di perkotaan yang dominan lurus dan rata. Namanya juga daerah perbukitan, jangan harap bisa lurus lempeng sampe tujuan. Baru sebentar menempuh perjalanan, jalanan naik turun dan berliku pun menyambut.
Ngueng,,,nguuueng,,,ngueeeng,,,jedag,,,jedug,,,jedag,,,jedug...
Jalanan gak mulus bener-bener terasa, apalagi naik mobil sedan. Efeknya langsung terasa, rasa mual datang kembali dan malah lebih mual...!
Ngueng,,,nguuuueng,,,ciiittt...Wueeekkk...!
Keluar juga akhirnya 'beban' hidup, thanks to jalanan bergelombang nan berliku. Eh, ternyata perjalanan gak seburuk perkiraan kok. Kami sempat berhenti beberapa saat untuk beristirahat dan mencari udara segar. Subhanallah, pemandangannya indah banget. Sejauh mata memandang yang ada hanya perbukitan luas yang hijau dan asri. Bukitnya masih perawan, belum terjamah oleh tangan-tangan manusia. Udaranya juga segar, lumayan lah untuk menenangkan diri.
Setelah beristirahat dan makan, kami melanjutkan perjalanan lagi. Yap, berjam-jam perjalanan kedepan masih disuguhi jalanan belok-belok bergelombang. Gak jarang juga jalanan rusak gak rata sampai mobil harus ekstra hati-hati supaya ban gak pecah. Keesokan paginya kami tiba di daerah Talawi Hilir, tempat tinggal kami yang baru. Mama, Tita dan teh manis hangat sudah menanti.
Alhamdulillah, sampai juga akhirnya di rumah baru. Dari sinilah lembaran baru akan dimulai lagi.
0 comments:
Post a Comment